Silsilah Sebagai Berikut
Lanjutan Dari
Menurut cerita Raja-Raja Islam yang memerintah dinegeri Aceh. selain dari naskah yang telah diperoleh oleh Ahli-ahli Sejarah: Tionghoa, Parsi, Arab,Kemudian Italy, Portugis, Inggris, Belanda dan lain-lain yang telah dikumpul oleh ahli-ahli sejarah, waktu memerintah negeri aceh dalam permulaan Abad XX menurut sastrawan Belanda: J.J De Roy di menulis tentang Negeri Aceh pada Tahun (1588 - 1604) pada masa Saidil Mukamil. A. De Beau Lieu yang mengunjungi Istana Sulthan Iskandar Muda pada Tahun 1621, A. Hamilton yang membuat perjalanan ke Aceh, Pahang, dan Indra Giri pada 1688-1723 dimasa Aceh diperintahkan oleh Ratu-ratu
Menurut cerita Raja-Raja Islam yang memerintah dinegeri Aceh. selain dari naskah yang telah diperoleh oleh Ahli-ahli Sejarah: Tionghoa, Parsi, Arab,Kemudian Italy, Portugis, Inggris, Belanda dan lain-lain yang telah dikumpul oleh ahli-ahli sejarah, waktu memerintah negeri aceh dalam permulaan Abad XX menurut sastrawan Belanda: J.J De Roy di menulis tentang Negeri Aceh pada Tahun (1588 - 1604) pada masa Saidil Mukamil. A. De Beau Lieu yang mengunjungi Istana Sulthan Iskandar Muda pada Tahun 1621, A. Hamilton yang membuat perjalanan ke Aceh, Pahang, dan Indra Giri pada 1688-1723 dimasa Aceh diperintahkan oleh Ratu-ratu
Kemudian lagi oleh Raffles. P.J Veth, J.A. Kruijt pada Tahun 1877. K.F.H Vanlangen, Dr. J. Jacobs. G.T Tolson dan lain lain. disambung pula Dr. Snouck Hurgronje dan Ahli-ahli Purbakala yang lain yaitu: J. Vink, Moguette dan kemudian oleh ahli bahasa Dr. Hussain Jayaninggrat dalam permulaan Abad XX (1912 - 1915) yang telah menerangkan lebih mendetail dalam usaha membuat Silsilah dan susunan Raja-raja didalam Negeri Aceh Seluruhnya. mulai dari Pasai(Samudera) Pidie, Aceh Besar dan Daya. Sastrawan Belanda telah memaparkan dalam kisah perjalanannya perihal tetang Kerajaan Aceh dimasa lalu. sastrawan belanda juga menulis dalam kesan-kesannya yang baik tentang kejayaan Aceh untuk kepentingan politik Kolonialnya. lebih - lebih tentang kebijaksanaan Sarjana Tatanegara Iskandar Muda dan Tajul Alam Syafiatuddin syah
Selain dari Hasil usaha dalam memeriksa Makam-makam Purbakala di Pasai. mulai dari makam Sulthan Malikul Saleh yang Mangkat pada tahun (696 H - 1297 M) dan Makam Putranya Muhammad yang bergelar Sulthan Malikul Thahir yang juga Mangkat pada tahun (726 H - 1326 M) ada seorang Permaisuri atau Ratu yang tidak diketahui namanya dengan terang karena tulisan sudah rusak, tetapi tahun mangkatnya (781 H - 1380 M) diperkirakan Makam Permaisuri Sulthan Ahmad bagian syah
setelah terdapat makam Pangeran Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abdul Kadir Kaum Abbas Al Muqtasir yang mangkat pada tahun (799 H - 1407 M) dan seterunya kedapatan makam ratu Nahrisyah yang mangkat pada tahun (831 H - 1428 M) Marcopolo Menulis pada Perjalanannya pada tahun (690 H - 1292 M) yang singgah dipeureulak dan Samudera Pasai
Disitulah Pekan-pekan telah ada orang islam. tetapi di samudera pasai orang masih jahiliah. akan tetapi kalau kita dapat mempercayainya dari makam Ya'cub itu orang Qaid atau Komandan dari para Kafilah Prajurit maka keterangan keterangan ini meyakinkan kita lagi, bahwa pengruh atau pemerintahan di Samudera Pasai telah ada sebelum Malikul Saleh dan kenyataan ini kita hubungkan dengan hikayat Raja-raja Samudera Pasai. maka disutu tersebut bahwa Meurah Selu yang telah ditabalkan oleh Syech Ismail di Samudera yang bergelar Sulthan Malikul Saleh. adalah anak dari Ahmad yang menjadi Raja di Negeri Rimba Jruen. sedangkan Muhammad adalah Saudara Kandungnyan yang membuka Negeri Seminda, jadi karena nama Ahmad dan Muhammad itu adalah nama dalam Islam. nyatalah sebelum Malikul Saleh (Meurah Selu) diangkat menjadi Raja di Samudera Pasai pada Tahun 1260 M
Selain dari Hasil usaha dalam memeriksa Makam-makam Purbakala di Pasai. mulai dari makam Sulthan Malikul Saleh yang Mangkat pada tahun (696 H - 1297 M) dan Makam Putranya Muhammad yang bergelar Sulthan Malikul Thahir yang juga Mangkat pada tahun (726 H - 1326 M) ada seorang Permaisuri atau Ratu yang tidak diketahui namanya dengan terang karena tulisan sudah rusak, tetapi tahun mangkatnya (781 H - 1380 M) diperkirakan Makam Permaisuri Sulthan Ahmad bagian syah
setelah terdapat makam Pangeran Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abdul Kadir Kaum Abbas Al Muqtasir yang mangkat pada tahun (799 H - 1407 M) dan seterunya kedapatan makam ratu Nahrisyah yang mangkat pada tahun (831 H - 1428 M) Marcopolo Menulis pada Perjalanannya pada tahun (690 H - 1292 M) yang singgah dipeureulak dan Samudera Pasai
Disitulah Pekan-pekan telah ada orang islam. tetapi di samudera pasai orang masih jahiliah. akan tetapi kalau kita dapat mempercayainya dari makam Ya'cub itu orang Qaid atau Komandan dari para Kafilah Prajurit maka keterangan keterangan ini meyakinkan kita lagi, bahwa pengruh atau pemerintahan di Samudera Pasai telah ada sebelum Malikul Saleh dan kenyataan ini kita hubungkan dengan hikayat Raja-raja Samudera Pasai. maka disutu tersebut bahwa Meurah Selu yang telah ditabalkan oleh Syech Ismail di Samudera yang bergelar Sulthan Malikul Saleh. adalah anak dari Ahmad yang menjadi Raja di Negeri Rimba Jruen. sedangkan Muhammad adalah Saudara Kandungnyan yang membuka Negeri Seminda, jadi karena nama Ahmad dan Muhammad itu adalah nama dalam Islam. nyatalah sebelum Malikul Saleh (Meurah Selu) diangkat menjadi Raja di Samudera Pasai pada Tahun 1260 M
Posting Komentar