Tim Ekspedisi
Gelar Meureuhom Daya
Namanya :
Namanya bagi Masyarakat Daya,( Kecamatan Jaya ) Almarhum terkenal dengan sebutan MEUREUHOM DAYA atau PO TEUMEUREUHOM demikian pula bagi semua orang diluar Daya Nama tersebut sudah sangat lazim di pakai,pada batu nisannya terukir dengan gaya seni yang indah namanya ” SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH ”.Dikalangan orang-orang tua terkenal pula dengan gelaran ”CIKPO KANDANG ”.
Asal Keturunannya :
Pada Batu nisan puterinya yang terukir indah dan sangat jelas bacaannya,tertera tulisan ” SITI HUR ” Binti ” SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH ” ibni Raja madat ibni ABDULLAH AL MALIK AL-MUBIN .jelas bahwa Meureuhom Daya adalah Putera Raja Madat yang dikenal dalam sejarah dengan nama SULTHAN INAYAT SYAH putera Raja ABDULLAH MALIKUL MUBIN sebagai cikal bakal Raja-raja Aceh Darussalam.
Menurut sejarah SULTHAN INAYAT SYAH pernah menjadi Raja di Pidie dan kemudian menaklukkan Darul Kamar dan Kuta Alam,kedua negri tersebut belakangan ini terletak di Aceh Besar. SHULTHAN INAYAT SYAH berputera tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan,yang laki-laki di kenal sejarah dengan Nama sebagai berikut :
1. SULTHAN MUZAFFAR SYAH Mewarisi Negeri Darul Kamar
2. SULTHAN MUNAWAR SYAH Mewarisi Negeri Kuta Alam
3. SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH Menjadi
Raja di Negeri Daya ,Beliaulah yang dikenal dengan nama MEUREUHOM DAYA
Nama-nama dua orang puterinya tidak disebutkan untuk lebih jelas perhatikan silsilah berikut ini :
Riwayat Hidupnya :
Pada berapa dilahirkan dan siapa yang tertua diantara tiga bersaudara ini belum didapati keterangan yang jelas untuk menjadikan pegangan.ada sedikit riwayatyang menyatakan bahwa SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH Pernah menjadi Raja di kuta Madat ,termasuk wilayah Negeri Pidie.
Raja ABDULLAH MALIKUL MUBIN yang mengetahui bahwa Portugis telah memulai menanamkan kuku penjajahannya di bagain pantai BaratAceh ( Daya )merasa khawatir akan keamanan Aceh.Raja inilah yang merintis jalan ke Negeri Daya (Masih bernama Indra Jaya )dan menaklukkan sebahagian Wilayahnya sekali.
Disebabkan sesuatu hal ,mungkin karena usianya yang sudah sangat lanjut ,boleh jadi pula pikiran dibutuhkan di pusat pemerintah ( Aceh dan Pidie dimana INAYAT SYAH Memerlukan Nasehat-nasehat nya dalam menghadapi ancaman Portugis di Wilayah Utara ) Raja ABDULLAH Meninggalkan Negeri Daya dengan mendadak dan kembali ke Aceh atau Pidie .SULTHAN SALATHIN ALAIDIN SYAH yang waktu itu berkedudukan di kota bandat mendapat tugas untuk pergi ke Indra Jaya sebagai :
a. Pemersatu antara Raja –Raja di Indra Jaya yang saling Cakar-cakararan akibat adu domba portugis dari bumi Indra Jaya .
b. Pendakwah dalam Pengembangan agama Islam yang tampaknya sudah tidak murni lagi di Wilayah Negeri Indra Jaya .
Dengan pasukan yang berkekutan 300 bentara SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH membuat perjalanan bersejarah dengan melalui rimba-rimba belantara ,mendaki gunung – gunung yang tinggi,menuruni tebing – tebing terjal serta menyebrangi jeram-jeram yang derasperjalanan potong kompas ini dapat dirampungkan dalam beberapa hari saja,yang sebelumnya telah dikirim perintis jalan sebanyak 30 orang .
Sebelum kita lanjutkan perjalanan MEUREUHOM DAYA .Mari sejenak kita melihat perkembangan Indra Jaya sendiri,sebelum kedatangan bala tentara tersebut .
Keluarga Peghu :
Dalam pasal III telah kita sebutkan bahwa Negeri Indra Jaya yang berpusat Pemerintah di Kuala Unga meliputi Wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Kuala Unga dan Pante Ceureumen,sedangkan pesisir Barat bagian Uatara masih berpenduduk jarang dan belum begitu dikenal .
Pada abad ke 9 Hijriah ( Abad XV Masehi )di Negeri Indra Jaya muncullah serombongan bangsawan yang berasal dari samudera paseiketurunan langsung maha Raja BAKOI AHMAD PERMALA SYAH Memerintah di Samudera Pasei pada Tahun 801 -831 H atau 1400-1428 Masehi,mereka ini membuka daerah yang masih runyam dan membangun negeri baru disana,salah seorang tokoh bangsawan ini di kenal dengan gelaran DATUK – PAGHU berputera tiga dan karena ketiga putera ini telah dewasa DATUK-PAGHU lalu membagi wilayah yang baru dibukanya itu kepada mereka antara lain :
1. Wilayah Lamno ,diperintah seendiri oleh Datu`-Paghu di bantuoleh putranya yang paling bungsu bernama MUDA PERKASA .
2. Wilayah Kuala Daya ,termasuk lambesoi sekarang diperintah oleh putra tertuanya bernama JOHAN PAHLAWAN ( syeh johan ).
3. Wilayah keuluang diberikan kepada DATOK PAHLAWAN SYAH yang terkenal paling berani diantara tiga bersaudara itu.
Berkat kesungguhannya dan ketrampilannya ke tiga datok-datok itu telah membangun wilayah masing-masing sehingga dalam tempo beberapa puluh tahun kemudian daerah yang tadinya tidak dikenal menjadi makmur dengan hasi-hasil hutan den padi terutama negeri keuluang sangat terkenal dengan hasil ladanya .
Pada pertengahan abad ke XV ini,Negeri Keuluang telah mengadakan hubungan yang sangat erat dengan portugis sehingga semua hasil lada di negeri itu merupakan monopoli bangsa kulit putih tersebut ,bukan saja itu portugis sudah menanamkan pengaruhnya dalam bidang politik pemerintah negeri keuluang ,pahlawan sendiri menganggap dirinya sebagai Eropa ( portugis ).
Penaklukan Negeri Daya
Setelah merampungkan perjalanan yang sukar bersama 300 orang pengikutnya, SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH ,tiba diwilayah negeri Indra Jaya bagian uniknya yaitu di sebuah tempat yang bernama BEUREUHA ( Daerah Kemukiman Pante Ceureumen sekarang ) Imeum Beureuha dan Imeum po katong dapat ditundukkan.dai sulmber cerita rakyat,SULTHAN bersama rombongannya bermukim di Beureuha selama tiga musim panen membuat persiapan secukupnya sebelum menjarah ke Negeri Daya .
Selanjutnya sumber tersebut meriwayatkan bahwa perjalanan SULTHAN kebahagiaan pesisir bersama rmbongannya menggunakan Rakit Bambu melalui sungai yang lebar dan deras airnya.Selama melalui sungai itu banyak hal-hal yang terjadi luar biasa di bumbihi oleh lagendas yang menarik,tetapi disini akan kita persingkat saja untuk terus kita masuki kepada tujuan sejarahnya .
Sesampai di Lamno terjadi sedikit ketegangan dengan penguasanya yaitu DATUK PAGHU dan Putranya MUDA PERKASA tetapi segera dapat diatasi,SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH dengan kebijaksanaan diplomasinya sehingga DATUK PAGHU mengaku takluk.
Pejalanan dilanjutkan hingga sampai mendekati muara sungai SULTHAN dan rombongan mendarat di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamai Gampong atau Desa Darat.
Raja JOHAN PAHLAWAN ( SYEH JOHAN ) yang menjadi penguasa di sekitar Kuala Daya itu,segera pula di hubungi Diplomasi jihad yang lemah lembut,sehingga dengan tidak mendapat kesulitan yang berarti dapat dijinakkan.
Tinggal sebuah wilayah lagi yaitu Negeri Keuluang dan memang kesanalah tujuan pokok pasukan jihad itu dengan sasaran mengusir bangsa.
Portugis sedang merong-rong pemerintah DATUK PAHLAWAN SYAH .Sementara itu portugis yang telah mencium gelagat yang tidak menguntungkan tersebut dengan bermacam-macam bujuk rayu telah mengikat perjanjian dengan PAHLAWAN SYAH untuk membantu menghadapi pasukan SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH dengan pasukan dan persenjataannya.
Karena PAHLAWAN SYAH yang dikirim menghubunginya selalu gagal.Segala kebijaksanaan diplomasi untuk mengajak PAHLAWAN SYAH bersatu pendapat dengan saudara-saudara nya ( SYEH JOHAN MUDA dan MUDA PERKASA ) dalam politik menghadapi rongrongan portugis tidak berhasil sama sekali.
Akhirnya,segala daya upaya SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH menemui jalan buntu dan satu-satunya jalan penyelesaian kemulut itu ialah dengan penentuan unggulnya senjata masing-masing yaitu perang.
Pada mulanya,memang kelihatan pihak portugis membantu sepenuhnya angkatan perang PAHLAWAN SYAH ,tetapi disaat-saat terakhir dimana pasukan jihad SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH dengan gigihnya menggempur pertahanannegeri keuluang ,sehingga sedikit demi sedikit angkatan PAHLAWAN SYAH yang dibantu porugis itu mulai terdesak hebat,mulailah pasukan portugis itu menampakkan belang yang sesungguhnya,mereka dengan sangat licik mulai mengundurkan diri ke kuala keuluang dan kembali ke pangkalannya di goa.
Demi harga diri dan martabatnya sebagai penguasa yang bertanggung jawab,PAHLAWAN SYAH bertahan dengan sia-sia kemampuannya walaupun pada akhirnya pahlawan yang gagah perkasa itu terpaksa menyerah tanpa syarat.SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH menghargai dan pengorbanan PAHLAWAN SYAH baginda menempatkan kedudukan pahlawan itu pada posisi semula sebagai yang dipertuan negeri keuluang hanya saja urusan luar negri dan perdagangan yang diurus langsung oleh baginda.ketentuan ini berlaku pula pada kedua saudaranya yang telah tunduk sebelumnya,yaitu DATUK MUDA PERKASA dan RAJA JOHAN PAHLAWAN.
Dengan jatuhnya atau lebih tepat dikatakan dengan dapat ditundukkan PAHLAWAN SYAH di negeri keuluang maka praktislah seluruh kekuasaan dan kekuatan keluarga DATUK PAGHU telah bersatu,dan terbentuklah pemerintah baru di Indra Jaya dibawah Raja yang pertama yaitu SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH .itulah negeri daya.
Setelah ketiga wilayah DATUK PAGHU di persatukan SULTHAN ALAIDIN RI`AYAT SYAH mengirim sebuah misi di plomasinya kewilayah Kuala Unga,mengajak untuk bersatu pula di bawah satu panji –panji pemerintahannya.
Usaha ini tidak banyak pula menemui kesulitan,sehingga seluruh limbah Daya yang membentang dari Gle Geurutee di bagian utara sampai ke Krung no di bagian selatan.dan bagian Baratnya meliputi seluruh pesisir pantai daerah
Mengkordinir empat wilayah yang masing-masing memperoleh hak otonom,mengatur rumah tangganya sendiri antar lain :
a.Negeri Keuluang,tetap berada dibawah kekuasan DATUK PAHLAWAN SYAH.
b.Negeri Kuala Daya –Lambeusoi,penuasanya adalah RAJA JOHAN PAHLAWAN ( SYEH JOHAN ).
c.Negeri Lamno dan sekitarnya,berada dibawah kekuasan DATOK MUDA PERKASA .
d.Negeri Indra Jaya ( Unga ) dibawah pemerintah keturunan MEURAH PUPOK ( TGK DISAGOP ).
Sebagai pusat pemerintah ( ibu kota ) dipilih sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama LAMKUTA dan masih terkesan pula dengan terletak tampat yang bernama KUTA DALAM (Kedua tempat ini sekarang terletak dalam Gampong / Desa GLE JONG ,Kemukiman Kuala Daya .
Untuk kelancaran pemerintahannya, SULTHAN di bantu oleh
1.Seorang Wazir,merangkap katibul muluk.
2.Seorang Hakim Tinggi.
3.Seorang Mufti Besar.
4.Seorang Panglima.
5. Beberapa Mentri.
6.Empat orang Raja – raja tersebut diatas merangkap staf sulthan dalam setiap sidang penting.
Dalam masa .pemerintahannya yang singkat itu SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH telah banyak berbuat demi kemakmuran Negeri Daya dan kesejamhteraan Rakyatnya,antara lain :
a.Membangun pertanian rakyat seperti membangun saluran – saluran air dan membuka lahan persawahan baru.Usaha ini dirintis sejak baginda menetap di Beureuha,dalam rangka mempersiapkan perjuangannya.
b.Menanamkan rasa solidaritas bernegara dan beragama diantara sesama maysarakat.
c.Mendidik kader –kader muda untuk membela Negara.
d.Membuka perkebunan – perkebunan baru dengan memberikan modal usaha secukupnya pada petani.
Disamping semua itu, Baginda berusaha keras dalam membawa dakwah Islamiah,mengembalikan Islam yang selama ini sudah tidak karuan lagi,SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH berpulang kerahmatullah pada 7 hari bulan Ra`jab,sanat 913 Hijriah dan di makamkan di puncak sebuah bukit dalam wilayah Gampong/Desa Gle jong sekarang,dan sejak saat itu bukit tersebut diabadikan namanya dengan GLE KANDANG.
Keturunan Meureuhom Daya :
SULTHAN SALATHIN ALAIDIN RI`AYAT SYAH,setelah mengangkatnya dikenal dengan MEUREUHOM DAYA atau POTEU MEUREUHOM baginda meninggalkan dua orang anakyang dikenal sejarahnya yaitu :
1.RAJA UNZIR
2.PUTERI NURUL HUDA ( SITI HUR )
RAJA UNZIR menggantikan ayahdanya,memerintah Negeri Daya dalam masa beberapa tahun saja,sedangkan SITI HUR dikawinkan dengan RAJA ALI MUGHAYAT SYAH,putera SULTHAN SYAMSU SYAH,Raja Aceh Darussalam,memerintah sekitar tahun 902 – 916 Hijriah.
Daya bersatu dengan Aceh
SULTHAN SYANSU SYAH digantikan oleh putera nya SULTHAN ALI MUGHAYAT SYAH dan memerintahkan diAceh Darussalam sekitar tahun 916 – 936 Hijriah ( 1511 – 1530 Masehi ).SULTHAN ALI MUGHAYAT SYAH,dalam pemerintahannya selalu disibukkan oleh gerakan – gerakannya mengusir portugis di seluruh perairan Aceh.Adiknya RAJA IBRAHIM di tugaskan diwilayah Aru,membendung armada portugis dibagian pesisir Timur Aceh dengan jabatan RAJA MUDA .RAJA IBRAHIM tewas di Aru pada tahun 930 Hijriah.
Untuk menggantikan Pimpinan di Aru,SULTHAN ALI MUGHAYAT SYAH segera mengirim RAJA UNZIR kesana ,sehingga Negeri Daya tidak mempunyai Pimpinan lagi,Sejak waktu itu Negeri Daya dimasukkan langsung menjadi kerajaan inti Aceh Darussalam di samping Pidie yang dikendalikan sendiri oleh SULTHAN ALI MUGHAYAT .sebagai wakilnya di Daya ditetapkan Isterinya SITI HUR yang menjalankan Pemerintahan sehari – hari.RAJA UNZIR Tewas di Aru Pada Bulan Jamadil Awal Tahun 931 H ( 1526 Masehi ).
SULTHAN ALI MUGHAYAT SYAH mangkat pada hari selasa 12 Zulhijjah sanat 936 H ( 1530 M ) maka sejak saat itu SITI HUR berkuasa penuh di Negeri Daya,sampai akhir hayatnya.SITI HUR ( NURUL HUDA ) Mengangkat pada hari Kamis11 Muharram sanat 960 Hijriah.
Sejak saat itu,Pemerintah di Negeri Daya mengalami kemunduran,disebabkan jauhnya hubungan dengan Pemeritah pusat,seringkali terjadi baku hantam diantara sesama Raja – rajanya memperebutkan kekusaan dan hasil pajak lada.hal seperti itu berkelanjutan terus dalam kuran waktu hampir dua abad lamanya.
Mulai sewaktu Aceh Darussalam diperitah oleh RAJA SULTHAN JAMALUL ALAM BADRUL MUNIR ( POTEU JAMALOIY )keadaan Negeri Daya mendapat perhatian kembali.
Upacara Seumeuleng dan Peumeunap :
SULTHAN JAMALUL ALAM BADRUL MUNIR,memerintah di Aceh Darussalam pada antara tahun 1711 – 1735 Masehi kebijaksanaan pemerintahnya tidak berapa disukai oleh pembesar – pembesar kerajaan yang berpengaruh di Aceh,sehingga baginda tidak memperoleh dukungan kuat dari pusat.Oleh karena itu baginda seringkali melakukan lawatan – lawatan keluar untuk mendapat simpati dari Raja – raja kecil yang merupakan kesatuan – kesatuan tersendiri dari kerajaan Aceh Darussalam.
PO TEUJAMALOY ( Nama Panggilan Jamalul Alam Badrul Munir )memerlukan lawatan khusus ke Negeri Daya untuk menertibkan keadaan yang semraut disana.dalam lawatnya itu POTEU JAMALOY telah menggali kembali keadaan sejarah Negeri Daya dengan tradisi – tradisi yang berlaku sejak lama,maka baginda dengan tegas menetapkan beberapa ketentuan yang seirama dengan ketetapan yang berlaku pada masa POTEU MEUREUHOM DAYA dahulu.
Dengan mengambil waktu yang baik POTEU JAMALOY lalu menghimpun semua Raja- raja dan kepala adat serta unsur yang ada kaitan nya dengan lembaga pemerintah Negeri Daya.Pada kesempatan itu baginda telah memberikan beberapa ketentuan yang tidak boleh di langgar oleh Raja – Raja Pemuka Masyarakat di seluruh Negeri Daya di antaranya :
1.Kedaulatan Raja – Raja di Negeri Daya tetapi berjalan sebagaimana biasa,hanya pajak usaha tetap di setor ke Banda Aceh.
2.Keturunan Hakim Tinggi pada masa MEUREUHOM DAYA di tunjuk sebagai koordinator urusan kehakiman membuat kedamaian secara adat seandainya terjadi sengketa diantara Raja – Raja tersebut.
3.Untuk mengenang jasa – jasa MEUREUHOM DAYA, POTEU JAMALOY menetapkan untuk membuat upacara agung pada setiap 10 Zulhijjah sesuai dengan apa yang selalu di buat oleh POTEU MEUREUHOM DAYA ,yaitu upacara Kenegaraan pada setiap tahunnya.Pada upacara tersebut ditentukan pula tatacara pelaksaan dan badan – badan pelaksanaan yang di jabat turun – temurun .
Perlengkapan Upacara :
1.Sebidang tanah lapang sebagai alun – alun untuk para pengunjung upacara.Ditengah – tengah berdira sebuah Bangunan yang di sebut Astaka di Raja ( Tempat melaksanakan Upacara Seumeuleng dan Peumeunap )
2.Tidak jauh dari Astaka terdapat bale peuniyoh untuk para tamu dan pembesar Negeri yang di undang untuk menyaksikan Upacara
3.Jauh sedikit dengan Astaka di Raja terdapat bale meunaroi dan jambo Dabeuh ( Balai Persiapan santapan kenduri dan tempat menaruh benda – benda Meureuhom Daya sebelum dipakai dalam Upacara.
4.Sebuah badan pelaksanaan yang di jabat secara turun – temurun ( terdiri dari pemuka – pemuka Gampong /Desa Gle Jong dan Masyarakat sekitarnya )
5.Para pelaku upacara yang berlakon sebagai Raja,Wajir,Khatib masing –masing satu orang serta dua orang Khadam yang melayani Raja dan pembesar – pembesar.
6.Disebelah kiri pentas diraja duduk para Pemimpin Peut Sagoe Daya yaitu teuku Alui Encek,Teuku Muda Kuala,Datok Johan Syah Banda Meunaga ( Kuala Daya) Teuku Datok Perkasa Lamno,dan keturunan Datok Pahlawan Syah Keuluang.
7.Pelaksanaan Qurban yang di laksanakan oleh Pejabat Gampong / Desa Meunaga (Gle Jong ).
Jalannya Upacara
1.Raja Memasuki Balai Rung ( Astaka ) dengan di iringi Wazir serta pembantunya di jaga oleh Panglima. Hadirin menyambut dengan meneriakan ” Daulat Tuanku ” semua hadirin berdiri.
2.Raja mengambil tempat dan dua orang khadam duduk mengipas Raja.
3.Acara pembukaan oleh wazir yang mempersilahkan Raja untuk menyampaikan amanat.
4.Kata – kata amanat Raja.
5.Doa ( Khatam Payang ) di bacakan oleh mufti besar Negeri Daya ( Mahdum Syah babah dua ) atau oleh Petua Mahkamah Agama Ranto XII Keuluang – Teunom,yaitu Tengku Chik Rumpet.
Penutup
Dari uraian kata bicarakan,nyatalah bahwa Negeri Daya merupakan suatu kerajaan yang masuk menjadi inti kerajaan Aceh Darussalam,dan Upacara Seumuleng dan Peumenap yang telah menjadi tradisi menjadi ciri khas sejak beberapa abad yang lalu dan akan berkelanjutan terus selama masyarakat masih menghormati jasa – jasa PO TEUMEUREUHOM DAYA
Dilihat dari segi perkembangan sekarang banyak hal – hal yang menyangkut Upacara telah agak menyimpang, juga tentang tatacara pelaksanaan terhadap kejanggalan – kejanggalan yang harus diperbaiki .
Untuk kelestarian acara ini kita harapkan pihak terkait ikut peduli demi untuk mempertahankan Adat Seumeuleung di Negeri Daya yang beradap dan Lamno Jaya yang berbudaya dihimpum dari beberapa sumber
Silakan Donwload Disini
Silakan Donwload Disini
Via
Tim Ekspedisi
Posting Komentar