Kerajaan Nanggroe Daya
Untuk kelancaran administrasi pemerintahan “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” menetapkan jabatan dan satuan tugas serta mengangkat:
Dalam masa pemerintahannya, “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” telah mengukir sejarah karena dalam masa pemerintahannya telah mampu menciptakan kesejahteraan dan kejayaan bagi rakyatnya di Negeri Daya, pengembangan ekonomi Negeri Daya diciptakan melalui:
Ditengah kesejahteraan dan kejayaan, rakyat Negeri Daya kembali berduka karena tepatnya pada 7 hari bulan Ra’jab 913 Hijriah baginda “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” wafat, dan dimakamkan dipuncak bukit di Gampong Gle Jong yang sejak saat itu diabadikan namanya yaitu Gle Kandang. Baginda meninggalkan dua orang anak, yaitu:
Pemerintah Nanggroe Daya
Kepada empat Negeri yang telah ditakluk, “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” mengkoordinir keempat Negeri ini yang masing-masing memperoleh hak otonom untuk mengatur Kerajaannya sendiri, antara lain:
- Wilayah Negeri Kuala Daya meliputi Lam Beusoe tetap di kuasai dan diperintahkan oleh “Johan Pahlawan” atau Syeh Johan”.
- Wilayah Negeri Keuluang Lamno tetap di kuasai dan diperintahkan oleh “Datok Pahlawan Syah” yang dikenal sebagai pemberani.
- Wilayah Negeri Lamno, tetap di kuasai dan diperintahkan oleh “Muda Perkasa”.
- Wilayah Negeri Unga , tetap di kuasai dan diperintahkan oleh keturunan “Meurah Pupok” atau “ Teungku Disagob”.
Untuk kelancaran administrasi pemerintahan “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” menetapkan jabatan dan satuan tugas serta mengangkat:
- Seorang dengan jabatan Wazir merangkap Katibul Muluk.
- Seorang dengan jabatan Hakim Tinggi.
- Seorang dengan jabatan Mufti Besar.
- Seorang dengan jabatan Panglima.
- Beberapa orang Menteri Negeri.
- Empat orang dengan jabatan Staf Sulthan dalam setiap sidang penting yaitu masing-masing dijabat oleh raja Negeri.
Dalam masa pemerintahannya, “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” telah mengukir sejarah karena dalam masa pemerintahannya telah mampu menciptakan kesejahteraan dan kejayaan bagi rakyatnya di Negeri Daya, pengembangan ekonomi Negeri Daya diciptakan melalui:
- Membangun dan mengembangkan usaha pertanian dengan membangun irigasi, percetakan sawah baru, yang dirintis sejak baginda mendarat di BEUREUHA.
- Menumbuh kembangkan sikap solidaritas di Negeri Daya.
- Mendidik generasi muda sebagai tentara dan tenaga professional dalam rangka menjaga kedaulatan Negeri.
- Membuka usaha-usaha perkebunan dengan memfasilitasi modal usaha yang cukup kepada rakyatnya yang melakukan usaha disektor perkebunan.
- Mendirikan pondok pendidikan islam agar Rakyatnya dapat mendalami ilmu agama, karena sebelumnya telah berantakan.
Ditengah kesejahteraan dan kejayaan, rakyat Negeri Daya kembali berduka karena tepatnya pada 7 hari bulan Ra’jab 913 Hijriah baginda “Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah” wafat, dan dimakamkan dipuncak bukit di Gampong Gle Jong yang sejak saat itu diabadikan namanya yaitu Gle Kandang. Baginda meninggalkan dua orang anak, yaitu:
- Raja Unzir.
- Puteri Nurul Huda atau Siti Hur.
Posting Komentar